Featured Video

Kamis, 16 Desember 2010

Bisnis & Investasi Empat Komoditas Jadi Andalan Bisnis Di Palu

Sebanyak empat komoditas utama Provinsi Sulawesi Tengah berupa kako, kelapa, rotan dan rumput laut akan tetap dipertahankan dan dikembangkan sebagai komoditas andalan pemerintah Kota Palu.

Untuk mencapai visi kota industri pada 2025, andalan bisnis akan disesuaikan dengan kompetensi Kota Palu dan empat komoditas tersebut penting untuk dikembangkan dalam rangka memajukan ekonomi masyarakat setempat, kata Wali kota Palu, Rusdy Mastura pada penutupan Palu Expo, Minggu malam.

Untuk mendukung program tersebut, pemerintah membuka beberapa sekolah kejuruan yang memiliki korelasi dengan potensi sumber daya alam yang ada.

"Kita sudah bangun sekolah rotan. Mungkin ini satu-satunya sekolah rotan di dunia hanya ada di Kota Palu," katanya.

Dari seluruh daerah penghasil rotan di Indonesia, Sulteng memiliki keunggulan tersendiri yakni 21 jenis rotan, sementara di daerah lain ada yang hanya satu jenis rotan saja.

Menurut Rusdy, Sulteng masih memegang peranan penting yakni sekitar 60 persen dari kebutuhan rotan nasional. Hal ini merupakan peluang besar yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pemerintah dan masyarakat.

Demikian halnya rumput laut, sangat berpeluang besar untuk dikembangkan karena Sulteng memiliki potensi budidaya rumput laut seluas 106.000 haktare (urutan ke tiga setelah Papua dan Maluku). Sementara tingkat pemanfaatan potensi tersebut baru empat persen.

"Masih luas sekali potensi yang ada belum kita manfaatkan. Ke depan harus ada tindakan untuk mengalokasikan APBD ke sektor ini," katanya.

Sulteng saat ini merupakan penghasil rumput laut ke tiga terbesar di Indonesia setelah NTB dan Sulsel dengan produksi pada 2007 sebesar 17 ribu ton kering dan naik 119 persen menjadi 42 ribu ton pada 2009.

Potensi yang besar itu, menurut Rusdy, sayang sekali belum didukung sumber daya manusia yang handal dalam pengelolaan rumput laut. Dengan melihat potensi tersebut pemerintah sudah harus membuka sekolah kejuruan rumput laut di Sulteng.

"Kita punya potensi begitu besar tapi tidak didukung dengan sumber daya manusia. Saya juga heran, kenapa perguruan tinggi kita tidak ada yang melirik ini. Tidak ada fakultas pesisir kelautan," katanya.

Ia mengatakan, jika sektor hulu kelautan tersebut dikembangkan, diyakini sektor hilir juga akan berkembang karena didukung dengan pasokan bahan baku yang ada.

Pemerintah Sulteng saat ini menetapkan strategi pengembangan klaster rumput laut yang dibagi dalam tiga zona wilayah pengembangan. Zona satu berada di Selat Makassar dan Laut Sulawesi terdiri atas pesisir Kabupaten Buol, Tolitoli, Donggala dan Palu.

Klaster zona dua yakni teluk Tomini mencakup Kabupaten Parigi Moutong, Poso, dan Tojo Unauna. Sementara zona tiga fokus pengembangan di teluk Tolo dengan didukung tiga kabupaten yakni Banggai, Banggai Kepulauan dan Morowali.

Dilarang mengutip berita ini, kecuali seizin PERUM LKBN ANTARA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger